TUGAS ANOTASI BIBLIOGRAFI
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KURIKULUM
Ulil Amri. SPS UPI 2014
Stratemeyer,
F.B. Forkner, H.L. Mc Kim, M.G, Passow, A.H (1957). Developing a Curriculum For Modern Living (2nd ed.). New York: Techers Colleges, Columbia University
Buku ini tergolong buku lama yang
membahas tentang pengembangan kurikulum. Stratemeyer, dkk. berkeyakinan bahwa
kurikulum adalah sebuah entitas. Mereka berargumen perencanaan secara
kooperatif dan penanaman konsep demokrasi sangat penting dalam perubahan
pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Edisi kedua dari buku terkenal pada masanya ini terdiri atas lima bagian.
Bagian pertama membahas Fondasi Pengembangan Kurikulum. Bagian Kedua
membicarakan tentang kurikulum yang sesuai untuk masa kini. Bagian ketiga
membahas pengembangan kurikulum untuk siswa . Bagian ke-empat guru dan siswa
dalam pembelajaran. Sedangkan pada bagian terakhir mengajak kita untuk memahami
cara bekerjasama untuk Peenguatan Kurikulum yang baik.
Evaluasi Kurikulum dibahas pada bagian
ke-empat. Stratemeyer, dkk menjelaskan bahwa evaluasi merupakan bagian penting
tak terpisahkan dari kurikulum. Secara alami evaluasi dilakukan dalam situasi
pembelajaran secara menyeluruh dengan menjadikan siswa sebagai pusat
pembelajaran dengan menitikberatkan pada perubahan tingkah laku, pengembangan
individu yang dilakukan melalui observasi secara sistematis, tes, dan catatan
penting..
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi
bahasan dalam evaluasi program pendidikan
antara lain, 1) apakah kurikulum berpusat kepada peserta didik? 2) Apakah
organisasi dan administrasi sekolah memberikan kontribusi maksimal terhadap
perkembangan peserta didik? 3) Apakah komunitas sekolah dikembangkan untuk
memberikan yang terbaik terhadap peserta didik?, 4) Apakah peserta didik
bertindak secara demokratis?, 5) Apakah evaluasi dilakukan secara berkelanjutan
berdasarkan bukti/fakta yang kuat?
Disamping memusatkan pada siswa, para penulis
buku ini juga berkeyakinan bahwa peranan orang tua dan masyarakat merupakan bagian penting dalam evaluasi
kurikulum itu sendiri.
Hussain, A. Dogar, A. H. Azeem, M. Shakoor, A. (2011). Evaluation of Curriculum
Development Process. International Journal of Humanities and
Social Science 1 (14), pp. 263-271. Retrieved from: http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_1_No_14_October_2011/34.pdf
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian empat orang peneliti ahli di Lahore, Pakistan. Mereka menitikberatkan
penelitian pada isu pengembangan kurikulum untuk melihat keterlibatan secara
menyeluruh dari level dasar/ akar rumput pendidikan, yaitu; guru, siswa, dan
kurikulum.
Bagian pertama dan kedua dari artikel
ini membahas tentang latar belakang penelitian, studi pustaka, dan pengembangan
kurikulum. Menurut mereka, pengembangan kurikulum haruslah
mempertimbangkan berbagai faktor
seperti: 1) perubahan sosial budaya dan orang tua siswa, 2) tantangan dan
harapan pada sistem pendidikan, 3) perubahan alam, 4) sistem dukungan kepada
guru sebagai kontributor potensial dalam pendidikan, 5) Menyesuaikan dengan
sumber daya yang ada di sekolah, 6) Mengetahui bakat, skill, dan potensi siswa,
7) Mengembangkan guru yang memiliki nilai, sikap, skill mengajar, dan pengalaman,
serta menyadari kelebihan / kelemahannya secara sosial dan berpegang pada norma-norma.,
8) struktur politis dan etos kerja sekolah, 9) sumber daya, 10) Analisis
permasalahan yang ada dalam kurikulum lama.
Bagian ketiga sampai ke-delapan artikel
ini membahas evaluasi kurikulum, model evaluasi, dan tujuan penelitian, serta urgensi penelitian. Selain itu juga dijelaskan
secara gamblang sampel populasi yang digunakan dalam penelitian. Model evaluasi
yang digunakan mengacu pada model Holt (1981), Cohen (1997), dan Print (1993).
Populasi dan sampel penelitian penelitian meliputi pemegang kebijakan
pendidikan, anggota komite peninjau kurikulum tahun 2006 di Pakistan, dan
praktisi pendidikan dasar dan menengah di lapangan. Berbasis Questioner dan rating scale, data penelitian diolah
menggunakan program SPSS.
Bagian terakhir artikel berisi hasil
penelitian, diskusi, dan simpulan, serta saran. Hasil temuan di lapangan
memperlihatkan bahwa sekolah berbasis agama di Pakistan masih butuh bantuan
intens dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum. Kurikulum yang baru hendaknya
disesuaikan dengan perubahan global. Selain itu untuk kesuksesan
pelaksanaannya, dukungan sosialisasi melalui media untuk pembentukan opini
publik yang baik mutlak dibutuhkan.
Van den Akker, J. Verloop, Nico. (1994). Evaluation Approaches and Results
in Curriculum Research and Development in the Netherlands.
Studies in Educational Evaluation, Vol. 20, pp 421-436. Retrieved
from : http://doc.utwente.nl/26814/1/Akker94evaluation.pdf.
Artikel ini membicarakan tentang
gambaran penelitian tentang evaluasi kurikulum di Belanda beberapa dekade
sebelumnya. Tujuan evaluasi kurikulum menurut mereka selain bersifat formatif
(melakukan perbaikan dalam pengembangan kurikulum) juga bersifat sumatif
(mempelajari kualitas kurikulum guna mendapatkan informasi terkait pengambilan
kebijakan. Pengembangan kurikulum di Belanda dilakukan oleh lembaga nasional
pengembangan kurikulum (SLO). Didirikan pada tahun 1976 SLO bertugas menyusun
proposal kurikulum bersama pusat-pusat penelitian dan pengembangan kurikulum di
universitas.
Temuan dalam penelitian ini mengkritik
kurikulum SLO yang setelah dievaluasi menunjukkan variasi pertanyaan, desain
penelitian lebih menonjol dibandingkan ruang lingkup kedalaman materi, sehingga
menyulitkan rincinya pengambilan kesimpulan. Selain itu banyaknya metodologi
yang digunakan dan lambannya hasil penelitian yang bersifat formatif perlu
dikoreksi. Pola khas dari proyek SLO yaitu, pertama
kegiatan evaluasi formatif dilakukan oleh pengembang SLO sendiri. Kedua fokus utama dalam menggali
informasi dan metode pengumpulan data yang paling sering digunakan adalah
diskusi dengan para guru dalam suatu kegiatan kurang terencana dengan baik.
Bharvad,
A.J (2010). Curriculum Evaluation. International Research Journal, 1 (12), pp
72-74. Retrieved from: http://www.ssmrae.com/admin/images/1c8882d306181f62401a4ff18fc6bfd6.pdf
Artikel singkat namun padat ini ditulis
seorang doktor dari Gujarat, India yang membahas tentang evaluasi kurikulum.
Pada bagian pertama penulis membahas pengertian kurikulum menurut Wheeler, Tanner and Tanner, dan
Lawton.
Pada bagian kedua penulis membahas
tujuan evaluasi kurikulum dan tingkatan kurikulum. Menurut Cronbach (1963),
tujuam evaluasi dibedakan menjadi tiga jenis keputusan, yaitu; 1) peningkatan
program, 2) keputusan tentang individu, dan 3) peraturan administrasi. Evaluasi
dibedakan dalam dua tingkatan, yaitu formatif yang pada tahap perkembangan
sebagai umpan balik dan mempengaruhi bentuk kurikulum melalui perbaikan
evaluasi, dan evaluasi sumatif untuk melihat pentingnya penilaian kurikulum
yang dilakukan ke sekolah. Pendekatan dasar evaluasi adalah saintifik dan
humanistik. Dalam pendekatan saintifik, keputusan tentang program pendidikan
dibuat berdasarkan siswa, sedangkan pada pendekatan humanistik data diperoleh
melalui deskripsi aktual siswa.
Pada
bagian ketiga, penulis menjelaskan model evaluasi kurikulum, yaitu evaluasi
produk dan evaluasi program kurikulum. Model lain yang bisa digunakan adalah Stuluebeam’s CIPP, dengan bagian
penting, konteks, input, dan proses, serta produk. Model berikutnya stake’s congruence-contingely, model
yang menekankan pada deskripsi lengkap dari program pendidikan dan proses.
Model ini meliputi: 1) anteseden, mengacu pada kondisi yang ada sebelum proses
belajar mengajar, 2) transaksi, tatap muka dalam proses pembelajaran, dan 3)
out-come, ertimbangan yang terjadi saat proses evaluasi.
Pada
bagian akhir artikel dibahas berbagai teknik evaluasi seperti angket, ceklist,
wawancara, diskusi kelompok, lokakarya, dan teknik Delphi.
Hamalik, O. (2010) Manajemen
Pengembangan Kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Buku
ini merupakan buku ajar pada SPS Universitas Pendidikan Indonesia yang tidak
hanya menjadi buku daras di Program Magister UPI tetapi juga menjadi rujukan
bagi mahasiswa, peneliti, dan masyarakat yang ingin mempelajari studi tentang
kurikulum di Indonesia.
Secara garis besar buku ini dibagi dalam empat
bagian. Bagian pertama, pendahuluan. Membahas tentang konsep dan sistem
manajemen, administrasi, dan supervisi. Bagian kedua, menerangkan proses
manajemen pengembangan kurikulum, mulai dari dasar-dasar, pengembangan
komponen, prosedur, dan manajemen perencanaan kurikulum. Untuk bagian ketiga
membahas pelaksanaan kurikulum, baik dari segi administrasi maupun
supervisinya. Sedangkan bagian ke-empat membicarakan pemantauan dan penilaian
kurikulum. Pemantauan dan evaluasi ini menurut Hamalik perlu dilakukan untuk
mengetahui tingkat efektivitas kurikulum agar tidak keluar dari jalur. Pemantauan
(monitoring) kurikulum bertujuan memberi umpan balik terhadap pelaksanaan
kurikulum dengan memantau aspek-aspek yang mempengaruhinya. Sedangkan penilaian
kurikulum dilakukan untuk memperoleh informasi akurat sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang kurikulum. Asas penilaian
kurikulum adalah 1) rasional, 2) spesifikasi, 3) manfaat, 4) efektivitas, 5)
kondisi, 6) praktis, 7) desiminasi. Penilaian tersebut dilakukan dengan mengacu
pada kriteria yang telah ditetapkan.
Bagian
terakhir dari buku ini menjelaskan perbaikan kurikulum dengan memfokuskan pada
landasan dan sistem perbaikan kurikulum. Bahasa yang runtut dan contoh yang
disajikan secara gamblang menjadikan buku ini buku berbahasa Indonesia yang
menarik untuk dibaca.
Rusman. (2009) Manajemen
Kurikulum (edisi kedua). Jakarta : Rajawali Press
Buku
berbahasa Indonesia ini memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
manajeman kurikulum. Meski masih membahas kurikulum dalam konteks Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), secara keseluruhan isi buku ini masih relevan untuk
dibaca bagi praktisi di bidang pendidikan.
Penulis
membagi buku ke dalam sembilan bab/bagian. Bagian pertama sampai ke-empat,
pendahuluan, konsep dasar manjemen kurikulum, dan tugas/ peran kepala sekolah
dalam manajemen kurikulum, serta fungsi manjemen kurikulum. Evaluasi kurikulum
dibahas pada bab ke-empat. Penulis memaparkan sejarah evaluasi kurikulum, mulai
dari era pertama (Bobbit tahun 1918) dan Charters (1923), era kedua Tyler, dkk
(1940), daan era ketiga Sputnik (1970), serta Cronbach (1970). Evaluasi
kurikulum dilaksanakn dengan tujuan untuk 1) perbaikan program, 2)
pertanggungjawaban kepada berbagai
pihak, dan 3) penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model yang dapat
digunakan antara lain: (1) measurement,
(2) congruence, (3) illumination, (4) educational system evaluation.
Bagian
ke-lima sampai ke-tujuh membahas sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan
kurikulum, mengembangkan kurikulum muatan lokal, dan sosialisasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Bagian
terakhir, bab delapan dan sembilan membahas tentang sertifikasi guru dalam
jabatan dan manajemen peningkatan mutu pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar