Kamis, 22 Januari 2015

Tugas Anotasi Bibliografi Pengembangan Kurikulum



TUGAS ANOTASI  BIBLIOGRAFI
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KURIKULUM
Ulil Amri. SPS UPI 2014




Stratemeyer, F.B. Forkner, H.L. Mc Kim, M.G, Passow, A.H (1957). Developing a Curriculum For Modern Living (2nd ed.). New York:  Techers Colleges, Columbia University

Buku ini tergolong buku lama yang membahas tentang pengembangan kurikulum. Stratemeyer, dkk. berkeyakinan bahwa kurikulum adalah sebuah entitas. Mereka berargumen perencanaan secara kooperatif dan penanaman konsep demokrasi sangat penting dalam perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Edisi kedua dari buku terkenal  pada masanya ini terdiri atas lima bagian. Bagian pertama membahas Fondasi Pengembangan Kurikulum. Bagian Kedua membicarakan tentang kurikulum yang sesuai untuk masa kini. Bagian ketiga membahas pengembangan kurikulum untuk siswa . Bagian ke-empat guru dan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan pada bagian terakhir mengajak kita untuk memahami cara bekerjasama untuk Peenguatan Kurikulum yang baik.
Evaluasi Kurikulum dibahas pada bagian ke-empat. Stratemeyer, dkk menjelaskan bahwa evaluasi merupakan bagian penting tak terpisahkan dari kurikulum. Secara alami evaluasi dilakukan dalam situasi pembelajaran secara menyeluruh dengan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan menitikberatkan pada perubahan tingkah laku, pengembangan individu yang dilakukan melalui observasi secara sistematis, tes, dan catatan penting..
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi bahasan dalam  evaluasi program pendidikan antara lain, 1) apakah kurikulum berpusat kepada peserta didik? 2) Apakah organisasi dan administrasi sekolah memberikan kontribusi maksimal terhadap perkembangan peserta didik? 3) Apakah komunitas sekolah dikembangkan untuk memberikan yang terbaik terhadap peserta didik?, 4) Apakah peserta didik bertindak secara demokratis?, 5) Apakah evaluasi dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan bukti/fakta yang kuat?
Disamping memusatkan pada siswa, para penulis buku ini juga berkeyakinan bahwa peranan orang tua dan masyarakat  merupakan bagian penting dalam evaluasi kurikulum itu sendiri.

Hussain, A. Dogar, A. H. Azeem, M. Shakoor, A. (2011). Evaluation of Curriculum Development Process.  International Journal of Humanities and Social Science 1 (14), pp. 263-271. Retrieved from: http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_1_No_14_October_2011/34.pdf

Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian empat orang peneliti ahli di Lahore, Pakistan. Mereka menitikberatkan penelitian pada isu pengembangan kurikulum untuk melihat keterlibatan secara menyeluruh dari level dasar/ akar rumput pendidikan, yaitu; guru, siswa, dan kurikulum.
Bagian pertama dan kedua dari artikel ini membahas tentang latar belakang penelitian, studi pustaka, dan pengembangan kurikulum. Menurut mereka, pengembangan kurikulum haruslah mempertimbangkan  berbagai faktor seperti: 1) perubahan sosial budaya dan orang tua siswa, 2) tantangan dan harapan pada sistem pendidikan, 3) perubahan alam, 4) sistem dukungan kepada guru sebagai kontributor potensial dalam pendidikan, 5) Menyesuaikan dengan sumber daya yang ada di sekolah, 6) Mengetahui bakat, skill, dan potensi siswa, 7) Mengembangkan guru yang memiliki nilai, sikap, skill mengajar, dan pengalaman, serta menyadari kelebihan / kelemahannya secara sosial dan berpegang pada norma-norma., 8) struktur politis dan etos kerja sekolah, 9) sumber daya, 10) Analisis permasalahan yang ada dalam kurikulum lama.
Bagian ketiga sampai ke-delapan artikel ini membahas evaluasi kurikulum, model evaluasi, dan tujuan penelitian, serta  urgensi penelitian. Selain itu juga dijelaskan secara gamblang sampel populasi yang digunakan dalam penelitian. Model evaluasi yang digunakan mengacu pada model Holt (1981), Cohen (1997), dan Print (1993). Populasi dan sampel penelitian penelitian meliputi pemegang kebijakan pendidikan, anggota komite peninjau kurikulum tahun 2006 di Pakistan, dan praktisi pendidikan dasar dan menengah di lapangan. Berbasis  Questioner dan rating scale, data penelitian diolah menggunakan program SPSS.
Bagian terakhir artikel berisi hasil penelitian, diskusi, dan simpulan, serta saran. Hasil temuan di lapangan memperlihatkan bahwa sekolah berbasis agama di Pakistan masih butuh bantuan intens dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum. Kurikulum yang baru hendaknya disesuaikan dengan perubahan global. Selain itu untuk kesuksesan pelaksanaannya, dukungan sosialisasi melalui media untuk pembentukan opini publik yang baik mutlak dibutuhkan.


Van den Akker, J. Verloop, Nico. (1994). Evaluation Approaches and Results in Curriculum Research and Development in the Netherlands.
          Studies in Educational Evaluation, Vol. 20, pp 421-436. Retrieved from : http://doc.utwente.nl/26814/1/Akker94evaluation.pdf.

Artikel ini membicarakan tentang gambaran penelitian tentang evaluasi kurikulum di Belanda beberapa dekade sebelumnya. Tujuan evaluasi kurikulum menurut mereka selain bersifat formatif (melakukan perbaikan dalam pengembangan kurikulum) juga bersifat sumatif (mempelajari kualitas kurikulum guna mendapatkan informasi terkait pengambilan kebijakan. Pengembangan kurikulum di Belanda dilakukan oleh lembaga nasional pengembangan kurikulum (SLO). Didirikan pada tahun 1976 SLO bertugas menyusun proposal kurikulum bersama pusat-pusat penelitian dan pengembangan kurikulum di universitas.
Temuan dalam penelitian ini mengkritik kurikulum SLO yang setelah dievaluasi menunjukkan variasi pertanyaan, desain penelitian lebih menonjol dibandingkan ruang lingkup kedalaman materi, sehingga menyulitkan rincinya pengambilan kesimpulan. Selain itu banyaknya metodologi yang digunakan dan lambannya hasil penelitian yang bersifat formatif perlu dikoreksi. Pola khas dari proyek SLO yaitu, pertama kegiatan evaluasi formatif dilakukan oleh pengembang SLO sendiri. Kedua fokus utama dalam menggali informasi dan metode pengumpulan data yang paling sering digunakan adalah diskusi dengan para guru dalam suatu kegiatan kurang terencana dengan baik.


Bharvad, A.J (2010). Curriculum Evaluation.  International Research Journal, 1 (12), pp 72-74. Retrieved from: http://www.ssmrae.com/admin/images/1c8882d306181f62401a4ff18fc6bfd6.pdf

Artikel singkat namun padat ini ditulis seorang doktor dari Gujarat, India yang membahas tentang evaluasi kurikulum. Pada bagian pertama penulis membahas pengertian kurikulum  menurut Wheeler, Tanner and Tanner, dan Lawton.
Pada bagian kedua penulis membahas tujuan evaluasi kurikulum dan tingkatan kurikulum. Menurut Cronbach (1963), tujuam evaluasi dibedakan menjadi tiga jenis keputusan, yaitu; 1) peningkatan program, 2) keputusan tentang individu, dan 3) peraturan administrasi. Evaluasi dibedakan dalam dua tingkatan, yaitu formatif yang pada tahap perkembangan sebagai umpan balik dan mempengaruhi bentuk kurikulum melalui perbaikan evaluasi, dan evaluasi sumatif untuk melihat pentingnya penilaian kurikulum yang dilakukan ke sekolah. Pendekatan dasar evaluasi adalah saintifik dan humanistik. Dalam pendekatan saintifik, keputusan tentang program pendidikan dibuat berdasarkan siswa, sedangkan pada pendekatan humanistik data diperoleh melalui deskripsi aktual siswa.
Pada bagian ketiga, penulis menjelaskan model evaluasi kurikulum, yaitu evaluasi produk dan evaluasi program kurikulum. Model lain yang bisa digunakan adalah Stuluebeam’s CIPP, dengan bagian penting, konteks, input, dan proses, serta produk. Model berikutnya stake’s congruence-contingely, model yang menekankan pada deskripsi lengkap dari program pendidikan dan proses. Model ini meliputi: 1) anteseden, mengacu pada kondisi yang ada sebelum proses belajar mengajar, 2) transaksi, tatap muka dalam proses pembelajaran, dan 3) out-come, ertimbangan yang terjadi saat proses evaluasi.
Pada bagian akhir artikel dibahas berbagai teknik evaluasi seperti angket, ceklist, wawancara, diskusi kelompok, lokakarya, dan teknik Delphi.  

Hamalik, O. (2010) Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Buku ini merupakan buku ajar pada SPS Universitas Pendidikan Indonesia yang tidak hanya menjadi buku daras di Program Magister UPI tetapi juga menjadi rujukan bagi mahasiswa, peneliti, dan masyarakat yang ingin mempelajari studi tentang kurikulum di Indonesia.
 Secara garis besar buku ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama, pendahuluan. Membahas tentang konsep dan sistem manajemen, administrasi, dan supervisi. Bagian kedua, menerangkan proses manajemen pengembangan kurikulum, mulai dari dasar-dasar, pengembangan komponen, prosedur, dan manajemen perencanaan kurikulum. Untuk bagian ketiga membahas pelaksanaan kurikulum, baik dari segi administrasi maupun supervisinya. Sedangkan bagian ke-empat membicarakan pemantauan dan penilaian kurikulum. Pemantauan dan evaluasi ini menurut Hamalik perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas kurikulum agar tidak keluar dari jalur. Pemantauan (monitoring) kurikulum bertujuan memberi umpan balik terhadap pelaksanaan kurikulum dengan memantau aspek-aspek yang mempengaruhinya. Sedangkan penilaian kurikulum dilakukan untuk memperoleh informasi akurat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang kurikulum. Asas penilaian kurikulum adalah 1) rasional, 2) spesifikasi, 3) manfaat, 4) efektivitas, 5) kondisi, 6) praktis, 7) desiminasi. Penilaian tersebut dilakukan dengan mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan.
Bagian terakhir dari buku ini menjelaskan perbaikan kurikulum dengan memfokuskan pada landasan dan sistem perbaikan kurikulum. Bahasa yang runtut dan contoh yang disajikan secara gamblang menjadikan buku ini buku berbahasa Indonesia yang menarik untuk dibaca.


Rusman. (2009) Manajemen Kurikulum (edisi kedua). Jakarta : Rajawali Press

Buku berbahasa Indonesia ini memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan manajeman kurikulum. Meski masih membahas kurikulum dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), secara keseluruhan isi buku ini masih relevan untuk dibaca bagi praktisi di bidang pendidikan.
Penulis membagi buku ke dalam sembilan bab/bagian. Bagian pertama sampai ke-empat, pendahuluan, konsep dasar manjemen kurikulum, dan tugas/ peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum, serta fungsi manjemen kurikulum. Evaluasi kurikulum dibahas pada bab ke-empat. Penulis memaparkan sejarah evaluasi kurikulum, mulai dari era pertama (Bobbit tahun 1918) dan Charters (1923), era kedua Tyler, dkk (1940), daan era ketiga Sputnik (1970), serta Cronbach (1970). Evaluasi kurikulum dilaksanakn dengan tujuan untuk 1) perbaikan program, 2) pertanggungjawaban  kepada berbagai pihak, dan 3) penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model yang dapat digunakan antara lain: (1) measurement, (2) congruence, (3) illumination, (4) educational system evaluation.
Bagian ke-lima sampai ke-tujuh membahas sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum, mengembangkan kurikulum muatan lokal, dan sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Bagian terakhir, bab delapan dan sembilan membahas tentang sertifikasi guru dalam jabatan dan manajemen peningkatan mutu pendidikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Salah dengan Sistem Pendidikan Kita?

Pertanyaan ini selalu hadir dari waktu ke waktu. Dari satu rezim ke rezim yang lain. Dari satu kurikulum kepada kurikulum yang baru. Pertany...