Padang, 29
Desember 2014
Akhirnya aku dirawat di Rumah Sakit.
3 Rumah sakit. R.S. Advent di Bandung, Siti Rahmah dan Yos sudarso di
Padang. Tak sedikit biaya yang harus kukorbankan, habis seluruh tabungan
beasiswaku. Pada saat yang bersamaan, Allah juga mengujiku dengan sakitnya
istriku. Awalnya Belspalsi, kemudian Vertigo.
Di Bandung, aku dirawat dengan setia
oleh Agus, sahabatku yang dari Jambi. Sedangkan di St. Rahmah aku dirawat Cik
Ani dan Bunda. Di R.S Yos Sudarso, One Upik yang merawatku.
Sebulan kemudian, aku dinyatakan
sehat. Dan kembali lagi ke Bandung. Melanjutkan studi, bertarung dengan waktu
untuk menyelesaikan tugas2x dan ujian. Bersama teman-teman yang luar biasa,
alhamdulillah, aku bisa melewatinya.
Sebagian teman yang tidak mengerti
dengan kerasnya prinsip hidupku mungkin berpikiran aku seorang yang kolot,
tidak gaul, tidak modern. Saya tidak mengerti konsep modern yang mana yang ia
pakai. Jika modern berarti lebih beradab, maka anda salah. Modern berarti tetap
teguh dengan jati diri, tetapi tidak menolak pembaruan yang positif. Jika
modern berarti weternisasi, komsumtif lifestyle, erasing our identity as a
Muslim Malayan, u’re a stupid bloodi moron person! Orang Quraisy pada masa Nabi
SAW bahkan juga modern pada zamannya. Jadi apa yang anda bangga2xkan sebagai
modern itu hanyalah secuil sampah dari tuanya peradaban ini.
Di sini, dalam liburan panjangku
selama 1 bulan ini. Di tengah dengkuran lembut istri dan anakku yang tertidur
lelap, aku berada kembali di kotaku. Kota yang kubenci karena tak disiplin,
angkuh, dan tertinggal dibanding kota lain di Sumatra. Kota yang sampahnya
merata-rata. Kota yang sekaligus kukangeni, kusayangi karena disinilah tumpah
darahku, makanannya terenak di dunia, terkenal dengan budaya matrilineal dan
Islamnya yang kuat, dan kota warisan masa lalu yang gemilang, berlatar
pemandangan alam yang menakjubkan. Kota tempat kakek-nenekku mengikat janji, menjemput
restu ke bumi Kerinci agar mereka bisa menikah. Kota tempat ayah bundaku
dilahirkan, dibesarkan, dan berpulang. Kota tempatku menutup mata nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar